Apa Blogger tidak merasa terancam ditengah gempuran AI dan algoritma google yang kapitalis?
Wahh berat ini. Pertanyaan yang mengusik nalar dan perasaan saya sebagai blogger. Menjadi seorang blogger yang berangkat dari 'terminal' otodidak, saya merasa blog adalah perpanjangan nafas dari hobi menulis yang sudah mendarah daging sejak zaman SD dulu. Merasa bersyukur karena kegemaran menulis itu hari ini menjadi salah satu keran penghasilan.
Di fase saat ini buat saya blog sudah bukan lagi alat tumpahan imajinasi dan kekesalan atau media healing tapi sebuah tanggung jawab dan loyalitas. Lalu merasa terancam kah? Karena teknologi Artificial Intelegence begitu masif dan algoritma google yang dikuasai oleh media-media besar.
Jawaban pribadi saya adalah tidak. Secanggih apapun sebuah teknologi bernama AI, ada satu hal yang membuat saya yakin bisa bertahan ngeblog yakni rasa. Yap, setiap blogger punya rasa dan ciri khas dalam menuturkan sebuah informasi. Chat GPT tidak akan memiliki 'rasa'. Blogger yang biasa menulis menggunakan pikiran dan hatinya akan tahu dimana rasa itu hilang saat melakukan 'dosa' copy paste dari Chat GPT.
Begitupun dengan sistem algoritma google, bisakah gundala melawan godzila? Heemmm... tentu dari segi ukurannya saja sudah berbeda, sebagai bagian dari microsite, blog tak ada apa-apanya dibandingkan media-media besar sekelas detik atau viva misalnya. Tetapi apakah itu mengancam? Sekali lagi dalam opini pribadi, saya tetap optimis bisa bertahan meski dengan berbagai catatan.
Untuk bertahan pasti ada caranya, apalagi kalau bukan SEO. SEO adalah salah satu jalan keadilan yang bisa digunakan siapapun. Karena saya merasakan sendiri, ketika kita konsisten menulis sebuah topik dan keyword digunakan optimal, kunjungan blog kita mengalami trafic yang tinggi dan berhasil muncul di laman pertama google. Bagaimanapun Google tetap mengenali sebuah blog saat kita berhasil me-maintance blog dengan baik. Google pun gak mau kali dighosting. Gimana bisa dikenali, diingatpun tidak kalo blognya timbul tenggelam. Kadang nulis kadang engga. Hehe..
Menjawab semua kekhawatiran sekaligus tantangan blogger di masa depan, pekan lalu para pengurus komunitas Blogger Bandung membekali para blogger dengan dua wawasan sekaligus, yaitu komunikasi jurnalistik dan color personal. Kedua ilmu tersebut diharapkan bisa meningkatkan kapasitas blogger dalam berkarya dan berpenampilan.
Etika Komunikasi Jurnalistik Bagi Blogger
Dudi Rustandi alias Abah Raka, dosen Ilmu Komunikasi Telkom University, penulis buku Digital Public Relation. |
Yogie Alwaton, M.A. eks wartawan media online dan pemimpin umum Kanal Persfektif Media |
Apakah benar blogger tidak memiliki kekuatan siginifikan seperti portal media-media besar? Meski banyak yang masih menganggap blogger bukanlah sebuah profesi hanya karena tidak ada kode etik yang mengikatnya, dalam sudut pandang saya blogger tetaplah sebuah pekerjaan.
Dengan adanya kode etik ataupun tidak Blogger tetap harus memegang kaidah-kaidah penyampaian informasi. Blogger juga memiliki tanggung jawab atas informasi yang disampaikan di blognya. Satu benang merah yang sama antara wartawan dan blogger yakni target utama penerima informasi adalah masyarakat.
Meski hanya sebuah blog personal, saya serius menghidupkan blog rafahlevi.com. Tujuannya adalah agar google mengenali blog ini. Untuk itu dalam menulis saya berusaha menggunakan pakem-pakem dasar dalam penulisan sebuah konten. Beberapa diantaranya adalah penerapan 5W 1H, piramida terbalik, optimasi SEO menggunakan kata kuci (keyword) hingga judul yang relevan.
Hal yang sama dibahas Dudi Rustandi alias Abah Raka, dosen Ilmu Komunikasi Telkom University, penulis buku Digital Public Relation yang juga seorang blogger. Dalam sesi komunikasi jurnalistik Abah Raka mennyampaikan kesesuaian niche blog, analisis key research dan konsistensi blog mempengaruhi performa blog.
Abah Raka juga memantik diskusi dengan para blogger bagaimana sebenarnya blogger bekerja dalam menyampaikan informasi. Beragam pendapat dilontarkan dari berbagai niche blog. Niche blog yang heterogen seperti kecantikan, ulasan film, parenting, teknologi hingga keuangan memberi sudut pandang berbeda-beda dalam menuturkan pengalamannya membuat konten tulisan.
Berbeda dengan wartawan, blogger seringkali berada dipersimpangan antara client (pemilik kepentingan) dan masyarakat. Itulah yang kemudian seringkali membuat blogger dilema. Dalam posisi ini blogger harus kembali kepada lima kaidah jurnalistik yang diulas Abah Raka.
Bagaimana blogger tetap harus mengungkapkan ulasan berupa fakta, loyalitas berupa keberpihakan kepada siapakah sebenarnya informasi dilemparkan, lakukan pengecekan alias verifikasi data, berlaku independen dan memberikan masukan yang bersifat konstruktif.
Menjadi blogger memiliki sebuah keuntungan dalam menyusun informasi. Blogger memiliki sudut pandangnya sendiri dalam menujukkan kebenaran yang diorientasikan untuk masyarakat. Hal ini diamini juga oleh dosen jurnalistik dan pemimpin umum Kanal Persfektif Media Yogie Alwaton, M.A. Pengalamannya menjadi wartawan sebuah media online besar memberi gambaran bagaimana media besar berperan dalam laju informasi di masyarakat.
Dalam sesinya Yogie menambahkan salah satu ciri bahwa blogger memiliki irisan tugas yang sama dengan wartawan adalah pada saat sebuah informasi yang tidak tepat dirilis, maka pada akhirnya informasi tersebut tetap harus direvisi sebagai bentuk tanggung jawab moral kepada masyarakat.
Pahami Personal Color Untuk Menunjang Pekerjaan Sebagai Blogger
Arty Ardiwinata Profesional Color Analyst |
Saat pembaca menjelajah di blog rafahlevi.com hanya dari warna tema blog pembaca akan menyadari bagaimana gaya menulis, cara bertutur dan rasa dalam setiap konten saya sebagai blog lifestye yang mengulas film, event dan berbagai elemen yang menjadi gaya hidup saat ini. Yap, bahkan dalam menentukan tema blog, warna juga punya peran penting sebagai unsur utama yang akan merepresentasikan gaya dan rasa dari blog kita.
Lalu bagaimana dengan look appearance dari seorang Rafahlevi sendiri. Penampilan menjadi kesan pertama sesorang saat berkomunikasi dengan orang lain. Gak pede juga kalo terlihat ngucel saat harus bertemu orang.
Sesi Personal Color by Arty Ardiwinata memberi blogger pemahaman betapa pentingnya arti sebuah warna. Ini adalah sesi yang paling saya sukai karena di sesi ini mendapatkan insight tentang warna yang cocok dengan kepribadian kita sehingga membuat kita lebih stunning.
Sebagai profesional color analyst kak Arty menyampaikan ada dua bagian warna dalam diri seseorang yakni personal color (outside appearance) dan color personality (inside personality). Color personality sendiri menganalisis warna dengan menggunakan metode undertone skin color, karena dasarnya setiap orang memiliki warna yang bersesuaian dengan DNA-nya sendiri.
Satu momen saya pernah menghadiri sebuah event besar yang akan diulas di blog. Kegalauan soal baju terbawa sampai acara. Saya merasa gak pede karena warna baju yang saya pakai kok membuat saya terlihat lebih gelap dan gak seger.
Di workshop ini saya akhirnya tahu warna terbagi dua kelompok besar yakni WARM dan COOL. Masing-masing warna warm dan cool juga terpecah menjadi dua kelompok yakni Summer- Winter dan Spring-Autumn. Penamaan ini dibuat untuk mempermudah kita mengingat warna yang cocok lewat warna warni musim.
Kak Arty membantu saya mengenali warna yang paling tepat dan sesuai dengan tone saya. Dan hasil test undertone skin color saya termasuk ke dalam golongan "Warm". Dengan spesifikasi "Spring". Sejujurnya saya merasa tidak pede dengan warna-warni spring yang cenderung terang. Tetapi teman-teman blogger dan kak Arty meyakinkan aura wajah saya lebih 'keluar' saat menggunakan warna-warni Spring yang segar dan perasaan cocok tidak cocok bukanlah berdasarkan suka atau tidak tapi bedasarkan undertone skin color test yang dilakukan oleh ahlinya.
Cr : Colour of Soul |
Cr : Color of Soul |
Pembagian warna atas dua kelompok besar Warm dan Cool dilakukan menggunakan kain berwarna gold dan silver. Setelah kita tahu di warna yang mana aura wajah kita lebih muncul maka kemudian kita diarahkan untuk lebih spesifik menentukan warna warni paling mengangkat aura.
Pada momen ini juga saya menyadari pilihan menjadi lifestyle blogger menggiring saya untuk juga mampu merepresentasikan seperti apa seorang lifestyle blogger. Baik dalam karya mapun penampilan.
Color Personal memiliki banyak manfaat diantaranya :
1. Menaikkan rasa percaya diri
2. Menurunkan resiko akan gagal warna atau salah kostum
3. Menunjukkan kepribadian yang proporsional dan profesional
4. Menghemat pengeluaran belanja baju dan make up
Moritz Smart Bandung Hotel Dengan Arsitektur Unik Nan Mewah
Salah satu spot estetik di bar floor Moritz Hotel yang estetik |
Meski kota Bandung katanya estetik saat hujan tapi kalau diguyur hujan sepanjang hari ya tetap aja jibreug dicombo dingin. Sebaliknya di hari acara temu blogger Bandung suasana tetap terasa hangat dan seru. Selain karena bisa ngumpul lagi setelah sekian purnama, juga karena kita berkumpul di Moritz Samrt hotel yang estetik. First time liat hotel ini langsung iconic sama arsitektur bangunannya sangat unik.
Moritz Smart Bandung adalah Premium Smart Hotel Bintang 3 Pertama di Bandung yang menawarkan kenyamanan dan kemewahan. Sebuah hotel di kawasan strategis kota Bandung jalan Cihampelas yang menjadi salah satu magnet wisata tengah kota. Hotel ini juga merupakan hotel bintang 3 premium dengan konsep smart-friendly lifestyle yang menjadi properti keempat dari Moritz Hotels & Resorts.
Terletak di kawasan Cihampelas, Bandung, hotel ini memiliki desain arsitektur yang menarik, unik, dan berbeda dari yang lain. Diresmikan pada 22 Maret 2022 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020-2024, Bapak Sandiaga Uno, Moritz Smart Bandung menjadi hotel pertama di Bandung dengan fasilitas smart yang cocok untuk kalangan milenial.
Dibangun dengan konsep arsitektur monochrome optical illusion concept, Moritz Smart Bandung menawarkan 47 kamar mewah yang dirancang untuk memberikan kenyamanan optimal yang memiliki 5 tipe kamar : Superior Twin, Superior Double, Deluxe, Executive & Premiere yang dilengkapi dengan smart lock system. Setiap kamar dilengkapi dengan fasilitas wifi gratis di setiap kamar, free minibar yaitu Moritz cookies dan softdriks yang lezat dan amenitas lainnya.
Selain akomodasi mewah, Moritz Smart Bandung juga menghadirkan berbagai fasilitas premium seperti Ritz Lounge, MOMO Restaurant, Pome & Orange & Monochrome Meeting Room yang mampu menampung hingga 20 peserta.
Pengalaman kuliner di Moritz Smart Bandung menjadi salah satu daya tarik utama, dengan MOMO Restoran yang menyajikan hidangan internasional dan lokal yang autentik dengan buah delima yang khas sebagai ciri utamanya. Berbagai pilihan menu disiapkan oleh Chef yang berpengalaman dengan menggunakan pilihan bahan berkualitas tinggi, sehingga para tamu mendapatkan pengalaman makan yang baru dan menyenangkan di MOMO Restaurant.
Berlokasi strategis dekat destinasi populer seperti Bandung Zoo dan Cihampelas Walk, Moritz Smart Bandung memberikan akses mudah bagi tamu untuk menjelajahi keindahan dan pesona Kota Bandung. Sambut musim liburan akhir tahun dengan suasana Festive Season di Moritz Smart Bandung dan ciptakan kenangan indah bersama orang terkasih.
Kontak media:
Tedi Andika Ruslan
Marketing Communication
0812-8884-0314
marcomm.bdg@moritzhotels.com
Penutup
Bicara tentang persona sebagai blogger, tidak peduli disebut sebagai profesi atau tidak, pada kenyataannya meski tidak ada kode etik yang mengikat layaknya wartawan/jurnalis, blogger tetap memiliki tanggung jawab dan pengaruh pada arus informasi yang terjadi di masyarakat. Untuk itu blogger perlu meningkatkan kapasitas diri baik secara karya maupun personal. Membangun karakter yang kuat selain kualitas tulisan tapi juga personality blogger dalam berpenampilan. Pelatihan jurnalistik dan personal color yang dilakukan Blogger Bandung menjadi katalisator performa sebagai blogger profesional agar mampu bertahan di era perkembangan digital dan peluang yang makin ketat. ***
Artikel ini nyentil banget soal tantangan blogger di era AI dan algoritma Google. Tetap optimis dan terus kembangkan skill, termasuk komunikasi jurnalistik dan personal color. Setuju banget, rasa dalam tulisan itu nggak bisa digantikan teknologi.
ReplyDeleteHihi... gimanapun 'rasa' adalah kekuatan kita sebagai blogger ya kak Mut
DeleteBaru aja kemarin nyobain chat GPT, dan hasilnya wow banget... Akurat dan terpercaya! Profesi bloger jadi terancam dengan kehadiran AI. Tapi bener sih, penulis yang biasa menggunakan pikiran dan hati, pasti punya pembacanya sendiri....
ReplyDeleteBTW, aku tuh tertarik banget dengan Personal Color dan Color Personality.... Kayaknya itu "ilmu" baru ya buatku. Kalau mau ikut seminarnya, gmn caranya ya?
Bisa dm langsung ig nya aja Dok, @colorofsoul.id
Deletesaya juga sempat ada rasa kekhawatiran dengan kehadiran AI ini, Mbak. Karena begitu mudahnya, orang copas satu artikel penuh.
ReplyDeleteNamun benar sekali, ada pembeda utama tulisan seorang blogger yang mempunyai rasa dan warna sendiri saat menulis. Jadi kehadiran AI itu bisa membantu blogger sebagai pelengkap info saja. Tapi tetap ada sentuhan personal dari blogger sendiri.
Wah, artikelnya sangat inspiratif! Sebagai sesama blogger, saya juga merasakan tantangan yang sama dengan hadirnya AI dan perubahan algoritma Google. Namun, seperti yang disampaikan, 'rasa' dan sentuhan personal dalam tulisan kita adalah keunikan yang tak tergantikan oleh teknologi. Pelatihan komunikasi jurnalistik dan personal color yang diadakan komunitas Blogger Bandung juga terdengar sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas konten kita. Terima kasih telah berbagi pandangan dan pengalaman yang memotivasi!
ReplyDeleteWah ada Abah Raka
ReplyDeleteUdah lama saya ngikutin tulisan2 Abah Raka di media cetak
Karena itu penasaran banget dengan bukunya
Penasaran dengan sesi personal colour nya
sayang gak bisa datang, sedang fokus ngjar jumlah artikel di blog untuk tahun 2024 yang ketinggalan jauh :D
"Dengan adanya kode etik ataupun tidak Blogger tetap harus memegang kaidah-kaidah penyampaian informasi. Blogger juga memiliki tanggung jawab atas informasi yang disampaikan di blognya." Aku klop banget dengan rangkaian kalimat ini. Dalam setiap kondisi, khususnya dalam rangka penyampaian informasi yang bertanggung jawab, setiap blogger wajib memahami hal ini.
ReplyDeleteAh seandainya aku tahu ada event ini, pasti tak bela-belain datang ke Bandung deh. Event yang inspiratif dan pastinya banyak membawa manfaat.
Pembahasannya menarik semua Teh Rafa. Dari soal gimana eksistensi blogger hingga soal warna. Walau mungkin dibilang sepele, tapi warna pada blog mempengaruhi juga ya biar sebagai identitas dan penyemangat menulis
ReplyDeleteSalah satu keunikan tulisan blogger adalah adanya 'rasa'. Bahkan ketika menulis liputan atau tulisan berbayar sekalipun, blogger biasanya menambahkan 'rasa pribadi' ke dalam tulisannya. Nah, ini yang tidak bisa digantikan oleh teknologi sampai kapan pun menurut saya. Teknologi hanya membantu aja.
ReplyDeleteBaca tulisan ini aku kepikiran juga, gimana ya nasib blog aku ke depan? Bahkan setiap mau perpanjangan bayar sewa domain. Perpanjang nggak ya.... Hehe....
ReplyDeleteTapi bener, blog juga sekarang jadi wadah yang memfasilitasi hobi menulis dan membaca aku. Jadi meski nggak seperti wartawan, nge blog tetep harus sesuai 'jalur'.
Btw, personal color aku apa ya? Ngecek sendiri di rumah bisa nggak si? Apa harus ke analist?
Jujur kalau saya sih tidak merasa terancam mbak. Justru makin tertantang untuk belajar skill yang lain. Karena gimanapun dasyatnya AI atau teknologi lainnya, lebih dasyat pemikiran kita yang otaknya asli otak manusia buatan Tuhan. jadi skill menulis harus ditingkatkan dengan ilmu lainnya.
ReplyDelete