Ayla The Daughter Of War : Definisi Cinta Tanpa Hijab

Merhaba.. Beberapa hari ini rame banget netijen 62 lagi pada baper bombay ngomongin film turki yang judulnya AYLA : THE DAUGHTER OF WAR. Padahal sebenernya ini bukan film baru, film besutan sutradara Can Uklay ini rilis resminya di tahun 2017 lalu di Turki tepatnya di bulan Oktober sementara di Korea Selatan preview perdana filmnya di bulan Juni 2018.

Apa sih sebenarnya yang bikin film berlatar dua negara ini jadi talk of netz 62? 
Yeass! To be honest Netijen 62 tuh emang udah paling yupi ager-ager alias lemah dehh kalo dikasih kisah yang manis-manis touchy heartfully gini. Ambyarr...ambyar... 

Jadi yang menarik dari film ini adalah karena deep emotional vibesnya yang memang mengandung bawang seton bikin pedih mata. Durasinya cuman sekitar 130 menit aja tapi kalo udah nonton sesenggukannya bisa sampe 4 jam bahkan berhari-hari gak bisa move on. Terlebih kalo sudah disandingkan dengan versi real lifenya.. dududuu... dahlah bendera putih berkibar nyerah 🏳gak sanggup kita tuh diginiin..😭

Film AYLA THE DAUGHTER OF WAR bercerita tentang sisi lain perang saudara antara Korea Selatan dan Korea Utara yang terjadi di sekitar tahun 1950 an. Kisahnya memang diangkat dari kisah nyata seorang veteran tentara Turki yang sempat terlibat langsung kala itu dan tidak berhenti berjuang menemukan anak angkatnya bernama Ayla selama kurang lebih 60 tahun setelahnya.
          
                                       Foto real Ayla Suleyman & salah satu scene film

SINOPSIS:
Seorang teknisi perwira tentara non komisi di brigade Turki bernama Sersan Suleyman Dilbirligi ditugaskan dalam misi membantu negara yang sedang berkonflik perang saudara antara Korea Selatan dan Korea Utara. Secara dramatis pada suatu malam Sersan Suleyman menemukan anak perempuan korea selatan ditengah hutan dimana ayah ibunya telah tewas menjadi korban perang, anak kecil itu merintih  diantara tumpukan mayat korban kebiadaban tentara musuh.

Suleyman kemudian memberinya nama Ayla karena wajahnya yang manis dan terang seperti bulan serta mereka menemukannya dibawah sinar bulan.
  
                              Scene saat Ayla pertama kali bertemu Suleyman

Ayla dirawat penuh kasih sayang di camp militer Turki oleh Suleyman dibantu sahabat-sahabatnya. Kehadiran Ayla menjadi warna baru di masa-masa penugasan Suleyman selama di Korea. Ia sangat menyayangi Ayla begitu pula sebaliknya. Hingga pada satu hari akhirnya Ayla bisa berbicara dengan bahasa Turki dan memanggil Suleyman dengan sebutan "Baba" (Ayah). Kejutan itu membuat Suleyman bahagia sekaligus terharu.
 
Rasa sayangnya pada Ayla sangat besar bahkan rela pasang badan demi keselamatan Ayla. Setelah masa tugasnya berakhir Suleyman memilih tetap bertahan di Korea demi putri kecilnya Ayla. Suleyman tak kuasa meninggalkan Ayla yang sebatang kara dan hanya memiliki dirinya. Sebagai ayah Suleyman bahkan nekat hendak menyelundupkan Ayla ke Turki menggunakan koper namun rencananya gagal.

Dengan hati berat akhirnya Suleyman harus kembali ke Turki dan meninggalkan Ayla sendiri di Korea. Suleyman berjanji akan kembali ke korea menemui Ayla dan mereka tidak akan terpisahkan lagi. 60tahun berlalu akhirnya Suleyman berhasil menepati janjinya kembali ke Korea menemui putri tercintanya Ayla.

           Foto bersama all cast dan Suleyman Ayla asli di pemutaran perdana film AYLA: THE DAUGHTER OF WAR, Turki 2017

Pemain
1. İsmail Hacıoğlu as Suleyman
2. Kim Seol as Ayla
3. Lee Kyung Jeen as Ayla (old)
4. Cetin Tekindor as Suleyman (old)
5. Ali Atay as Ali
6. Damla Sönmez as Nuran
7. Murat Yıldırım as Leutenant Mesut
8. Busra Develi as Nimet

REVIEW:

           
                                Chemistry manis ayah dan anak antara Ismail & Kim Seol

Film yang diperankan oleh sederet aktor ternama Turki ini memang bukan film sembarangan. Terbukti AYLA: THE DAUGHTER OF WAR berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi berikut : 
1. Kategori Film Terbaik Berbahasa Asing di Oscar.
2. Film Terbaik di Asian World Film Festival 2017
3. Film Terbaik Berbahasa Asing di Palm Spring International Film Festival 2017
4. Film Terbaik di Sedona International Film Festival 2018
5. Film peraih Golden Palm Award 2018

Produksi lintas bangsa yang melibatkan Turki dan Korea Selatan menjadi daya tarik sendiri mengapa film ini begitu menarik. Selain masing-masing negara telah memiliki massa penggemarnya sendiri-sendiri di Indonesia, harus diakui AYLA: THE DAUGHTER OF WAR adalah film yang sarat nilai kemanusiaan. Menyampaikan pesan moral tentang hati nurani tanpa menilik ras, suku, bangsa, atau agama apapun. Suleyman adalah visual nyata tentang cinta sejati baik sebagai seorang prajurit, seorang laki-laki, sahabat, manusia bahkan sebagai seorang ayah.

        
                        Kebersamaan Ayla Suleyman asli dan fiktif di lokasi syuting

Kepiawaian aktor-aktor masa kini seperti Ismail Haciouglu dan Kim Seol memerankan tokoh di situasi pada zaman dulu membuat nyawa film ini meletup dramatis. Ismail berhasil memvisualkan sosok protagonis Suleyman muda yang tampan, sentimentil dan berpendirian teguh dengan nyaris mendekati identik. Ismail bukan aktor abal-abal di filmnya yang lain kemampuan ektingnya juga memukau lewat peran anak berkebutuhan khusus dalam film "Suursuz Ask".

Beradu ekting dengan aktor cilik Korea KimSeol yang tak lagi diragukan kemampuannya. Jika kalian penggemar drakor pasti tidak asing dengan wajah menggemaskannya karena Kim Seol juga bermain di serial Reply 1988 sebagai Sung Jin Joo.

Dan di film ini Kim Seol berhasil membuktikan bakat emasnya di dunia seni peran dengan memainkan tokoh Ayla. Dia memberikan nyawa, gestur dan emosional sangat baik meski di awal kemunculannya Ayla dikisahkan minim dialog karena traumatiknya. Kenaturalan ekting Kim Seol menyempurnakan chemistry ayah anak- nya  bersama Ismail Haciouglu dan berhasil meluluh lantakkan hati penonton dan memberikan kesan mendalam pada film ini.

Chemistry melebur Ayla-Suleyman dan autentifikasi yang nyaris mendekati aslinya tentu saja karena terverifikasi kedua tokoh utama film ini yang masih hidup kala proses produksi berlangsung. Bahkan Suleyman dan Ayla asli sempat mengunjungi langsung ke set pembuatan film untuk melihat dan memantau sendiri proses pengambilan gambar. 

Dalam film ini juga diangkat nila-nilai moral lainnya selain kisah ayah dan putrinya yang menggetarkan hati, ada kisah cinta sejati lainnya yang perlu dinoticed yaitu kisah cinta Suleyman dan Nimet istrinya. Juga persahabatan karib antara Suleyman dan Ali Sigi yang kemudian gugur dan dimakamkan di Korea Selatan.

Dari sisi sinematografi eksekusi sutradara Can Ulkay terbilang halus dan dinamis. Tone yang digunakan untuk setting sekitar tahun 1950'an tidak terlalu 'menjungkal' sehingga mata tetap menemukan sentuhan nyaman dilihat di masa sekarang. Meski latar Korea Selatan diambil di Turki tapi layak diapresuasi kemampuan tim art dan artistik yang mampu menghadirkan suasana Korea dengan otentik. Efek CGI luwes dan proporsional menguatkan latar dan setting yang mengesankan. Meskipun begitu atmosfernya belum seratus persen sempurna tapi rasa dan getaran masa-masa itu tetap tersampaikan penuh emotional.

KISAH REAL LIFE YANG MENGGETARKAN HATI

          
Setelah menunaikan janjinya menemui lagi Ayla, Suleyman asli meninggal dunia dan Ayla ada disisinya.

Dalam film pertemuan Suleyman dengan Ayla begitu emosional. Tak kalah mengharukan dan menarik simpati tentu saja adalah kisah cinta tanpa hijab yang sesungguhnya terjadi pada para lakon dunia nyata Ayla dan Suleyman sendiri. Setelah merawat dan mencintai Ayla seperti putrinya sendiri, Baba Suleyman terpaksa meninggalkan Ayla sendiri di Korea usai gagal menyelundupkannya dalam koper kayu. 

Suleyman sudah berjanji akan kembali dan berjuang tetap hidup untuk menunaikan janjinya pada Ayla, setelah 60 tahun berlalu akhirnya usaha panjang Suleyman berakhir, dia bisa menepati janjinya menemukan Ayla lagi di Korea. Lalu tujuh tahun setelah mereka kembali bertemu Suleyman Dilbirligi menghembuskan nafas terakhirnya ditemani putri tercinta Ayla disisinya. 

Selama 60 tahun sepanjang hidupnya Ayla terus melewati hidup yang berat, menyaksikan peperangan, menjadi yatim piatu, ditinggal Babanya, ditinggal suaminya saat masih usia muda yang terlibat kecelakaan, bekerja keras karena sebatang kara tapi Ayla bertahan dengan baik dan kuat karena keyakinan Babanya, Suleyman akan kembali. 

Pun Suleyman, sepanjang terpisah Suleyman tidak pernah lupa pada Ayla. Dia terus berjuang tetap hidup dan mencari Ayla juga berdoa agar bisa menunaikan janji kembali pada putrinya.

Dari Suleyman kita belajar bahwa manusia selayaknya saling mengasihi dan menyayangi sesama tanpa melihat apapun latar belakangnya. Suleyman dan Ayla adalah definisi cinta tanpa hijab yang sesungguhnya. Tak ada hubungan darah, silsilah, bangsa bahkan agama. Tapi cinta bisa tumbuh tulus dan kuat karena hati nurani yang berbicara dan Tuhan yang menuntun. 
                       
Seorang Ayah berjuang untuk anaknya.
Ia hidup untuk janji-janji yang ia buat untuk mereka
- Suleyman -

9/10 for AYLA: THE DAUGHTER OF WAR
Recomended Film by Rafahlevi.com 
Jangan lupa tissue yaa..

Bandung, 2021


Rafahlevi
Single mom of two. Founder Xalshe Media Creative. Now working as an editor, film scriptwriter and content creator. An ambivert who loves watch and write all the time. Self improvement enthusiast. Bussiness/Collabs enquiries rafahlevi.ez@gmail.com

Related Posts

21 comments

  1. Wahhh kayaknya aku fix mau nonton! Lagi butuh pilem² yg menggedor hati.nurani kayak gini.

    Semogaaaa mewek ku nanti bisa khusyuk yak. Brb, siapin tisu duluuu

    ReplyDelete
  2. Lagi viral yaaaa ini filmnya Ayla. Saya lihat nih Ayla versi asli, pas menemani ayah angkatnya tengah sakaratul maut. Ya Allah, lihat video singkat gitu aja udah nangis bombay aku, apalagi kalo nonton filmnya.

    ReplyDelete
  3. Sedih ya jalan ceritanya. Jadi penasaran mau nonton tayangan keseluruhannya. Baba yang sudah tua ternyata tidak kehilangan Ayla, bahkan bisa pergi dengan disaksikan putrinya itu di sisinya... Duh mataku banjir....

    ReplyDelete
  4. Auto nonton ah... Huhuhu kudet ya saya, baru tahu tentang Film Ayla
    Saya suka banget film film seperti ini, salah satunya Film Pawn yang bolak balik saya rewatch

    ReplyDelete
  5. Kisah nyata yang mengharu-biru lintas negara. Benar2 formula canggih bikin film jadi keren banget, ya

    ReplyDelete
  6. Banyak yang merekomendasikan film ini
    tapi aku masih maju mundur
    soalnya takut, karena ceritanya sedih

    ReplyDelete
  7. Wajib nonton film keren ini... Kebetulan aku belum nonton...meskipun harus siap2 denga efek irisan bawangnya ya...

    ReplyDelete
  8. Duh, aku baru baca ulasannya aja udah berulangkali mengusap mata yang berembun. bagaimana pula kalau nonton filmnya ini. Mesti siapin tissue yang banyak

    ReplyDelete
  9. Belum pernah nonton film ini, Makin tertarik nonton setelah baca review Teteh. Kebayang sedihnya ih, baru ketemu ayahnya setelah 60 tahun dan habis itu ayahnya meningga

    ReplyDelete
  10. Aku sedih nonton film ini yang dibagian akhir. Love banget ini film. Sabar banget istrinya Sulaiman untuk bertemu dengan anak angkat suaminya. Pokoknya yang belum nonton harus nonton hehe

    ReplyDelete
  11. Aku penasaran sama film ayla ini, sumpah pengen nonton nih, entar deh kucari2.

    ReplyDelete
  12. Pantesan mengharu biru film Ayla ini, ternyata produksi lintas bangsa yang melibatkan Turki dan Korea Selatan . Bikin daya tarik sendiri mengapa film ini begitu menarik ya, aku mesti nonton nih, pesan kemanusiannya dalam sekali

    ReplyDelete
  13. hiksss, aku baca reviewnya aja udah kek lagi ngiris bawang nih, udah kaya mau turun nih air mata, sedih bgt itu momen yg cerita aslinya, setelah ketemu lagi sm anak angkatnya, si tentara akhirnya bisa meninggal dengan tenang, hufff syedih kaaan jadinya

    ReplyDelete
  14. Aaaa penasaran sama film nya.. banyak dibahas nih sama banyak orang dan pada suruh siapin tissue, hehehe.

    Denger review nya aja pengen mewek, gimana ntar waktu nonton filmnya...

    ReplyDelete
  15. Film yang menggugah hati nurani nih mba. Patut banget untuk ditonton. Cinta memang tidak selalu harus ada silsilah darah ya mbak.

    ReplyDelete
  16. Aq belum nonton filmnya secara keseluruhan kak, kemaren sempat nonton di Tiktok aja aq udah dibuat nangis bombay gitu

    ReplyDelete
  17. Kalau menonton ini, saya harus siapin tisu karena pastinya menangis bombay. Mengharukan sekali. Hidup Ayla yang selalu mendapat cobaan namun selalu percaya bahwa baba-nya akan kembali. Manis sekali ya. Kenapa menunggu 60 tahun baru bertemu?
    Oh iya, saya agak bingung maksudnya Cinta Tanpa Hijab.

    ReplyDelete
  18. Setuju sekali, cinta yang tulus serta rasa kemanusiaan tak pernah membedakan apapun itu. Semuanya mengalir begitu saja. Ini film yang sungguh-sungguh di luar dugaanku, sih. Maksudnya, perpaduan Turki dan Korea. Selama ini kan belum (atau mungkin saya yang baru tahu ya), mengingat dua negara ini sepertinya pun nggak akrab gitu.

    ReplyDelete
  19. Air mata saya meleleh nonton ini, huhuhuh. Cinta yang tulus banget yah, tanpa memandang apapun kecuali kasih sayang.

    ReplyDelete
  20. Karena review taman-teman di sosmed. Akhirnya aku download juga filmnya. Tapi belum bisa nonton karena gak ada waktu luang ��

    ReplyDelete
  21. Sedihhhhhhhh :(

    ReplyDelete

Post a Comment