
"Mending ngepet aja dah Malik!"
Hahaha celetukan ibu-ibu dalam studio membuat saya terdistraksi sebentar. Tapi ya... di salah satu scene film Dopamin ini memang adegan Angga Yunanda cukup bikin bulu kuduk berdiri ngeri. Adefan mutilasi itu sangat getir. Selama Angga berekting rasanya ini peran dia yang paling tajam dan intens.
Kalo berekspektasi film ini akan bergenre romance, siap-siap zonk besar. Karena seperti anomali film Dopamin justru sebuah film thriller.
Meski tetap dalam balutan besar genre drama, film perdana Angga Yunanda dan Shenina setelah resmi menikah ini menawarkan suasana baru ekting mereka. Tentunya setelah resmi menjadi pasutri berekting menjadi pasutri tak lagi canggung. Bonderies itu sydah mereka taklukan sendiri. Karenanya penampilan keduanya di film ini cukup apik.
Sore itu saya kembali nonton bareng dengan teman-teman Forum Film Bandung. Kali ini entah kenapa XXI BIP dipilih. Ternyata akhir credit title saya baru tahu hari itu ada Angga Yunanda visit cinema.
Dalam rangka promo filmnya ini ternyata Angga hadir langsing di studio 6 XXI BIP Bandung. Tahun lalu saya wawancarai Angga, dan hari itu saya bertemu lagi. Tak ada yang berubah kecuali sekarang aktor ganteng itu sudah menikah hehe.
Bicara soal fil terbarunya DOPAMIN, sejujurnya awalnya saya kira itu film drama romance. Ketriger sama cast utamanya Angga dan Shenina tebakan pertama yang muncul ini film kayanya romansa.
Eitss tapi itu semua terpatahkan. Harus diakui ekting mereka berdua sebagai pemain film memang sangat profesional. Bagaimanapun siapa bisa meragukan kualitas ekting pasangan muda ini. Baik Angga atau Shenina pernah menyabet gelar Pemeran Utama Film Terpuji di Festival Film Bandung masing - masing lewat film Dua Hati Biru dan Penyalin Cahaya.
Film ini intens secara emosi dan ekspresi. Berkonflik kesulitan ekonomi, terlilit pinjol, kriminalisasi dan barang haram jelas dibutuhkan effort untuk bisa menyampaikan situasi kompleks itu pada penonton. Menariknya Angga sebagai lakon utama film ini mampu mengeksekusi dengan pas jiwa seorang Malik.
Muka gantengnya tidak mengurangi intensitas inner psikopat yang ditampilkan. Sebaliknya di film ini Angga purely terlepas dari image manis dan belianya. Dia nampak mature secara gesture maupun appearance. Keren..
Sementara disampingnya ada Alya (Shenina Cinamon), Shenina mengcounter dengan baik ekting Angga. Alhasil semua terasa seimbang hingga akhir film. Naik turun ketegangan gak lebay, jump scare nya ok, tidak ada plot hole, ceritanya padat gak bikin ngantuk. Romance nya pas tak ada eksplorasi pasutri.








Post a Comment
Post a Comment